Langsung ke konten utama

Campalagian asli

     Sebagian penulis mengira bahwa seluruh penduduk campalagian bisa berbahasa campalagian dan karena itu mereka bukan Mandar asli, namun ini keliru.
   
    Pada awalnya yang disebut to campalagian adalah orang tomadio yang bahasanya kone koneqe kita digunung menyebutnya tomadio karena mereka pendatang tapi tentu saja sudah lama sekali, kalau kita yang digunung mau kepasar kita bilang mau kecampalagian atau ke tomadio, saat ini yang disebut kampung tomadio adalah suatu tempat yang berada di desa bonde kecamatan campalagian.

    Dahulu kecamatan campalagian dizaman kerajaan terdiri dari empat negeri, ini setelah kedatangan pendatang campalagian, empat negeri itu adalah arajang titie wilayahnya dari suruang kepantai hingga laliko, tomadio daerah sebelah timur laliko, pappuangang padang sebelah timur suruang dan pappuangang tenggelang sebelah timur pappuangang padang

     Orang tomadio tidak memiliki pemimpin gelar maradia sehingga yang dimaksud maradia tomadio adalah maradia Mandar didaerah campalagian.

   Tomadio dan campalagian merujuk pada kaum yang sama akan tetapi sekarang semua yang ada di kecamatan campalagian disebut to campalagian, berdasarkan pengamatan saya dicampalagian orang tomadio hanya sedikit dibandingkan mandar.

    Jadi yang dimaksud penduduk asli campalagian adalah orang Mandar dan tomadio atau to campalagian adalah pendatang akan tetapi mereka datang sudah lama sekali.

    Jadi bagaimana memisahkannya? bagi orang campalagian semua penduduk campalagian adalah orang campalagian tetapi dapat dibagi dua kategori yaitu Mandar campalagian dan yang kedua tomadio sekarang semua penduduk campalagian baik tomadio maupun to Mandar semua disebut to campalagian.

     

Postingan populer dari blog ini

Kerajaan banggae

Diantara kerajaan kerajaan babana Binanga Banggae adalah yang paling kecil wilayah aslinya meliputi kecamatan Banggae dan Banggae timur saat ini yang totalnya sekitar 55 km persegi tapi meskipun demikian kerajaan Banggae sangat diperhitungkan. Nama lain Banggae adalah Majene itu sebutan orang luar untuk Banggae , kerajaan ini punya dua sisi lautan pertama dibagian selatan kedua disisi barat dan saat ini Banggae punya 3 pelabuhan, ditamo, pangaliali dan totoli. Sejumlah kesuksesan militer diperoleh mandar dengan keikut sertaan Banggae seperti perang mandar Bone jilid 1 , perluasan wilayah todiboseang, pada perang Makassar keterlibatan Banggae tidak disebutkan mungkin karna ada konflik Banggae Gowa tahun 1665 meskipun Banggae kerajaan kecil tapi tidak gentar melawan Gowa atau Bone apalagi Gowa saat itu kerajaan terkuat dinusantara timur. Jejak keberanian orang Banggae dapat dilihat pada masyarat pesisir teluk Majene termasuk pula rangas pamboborang dan sekitarnya  Saya dap

pemberani dari Sulawesi

Usai perang makassar menurut Belanda makassar adalah paling berani di Hindia Timur, akan tetapi banyak yang tidak menyadari bahwa pada masa itu terdapat pasukan Mandar diantara pasukan terbaik kerajaan makassar. Sejak masa imanyambungi sudah ada orang Mandar yang bertugas sebagai pasukan gowa dan jumlahnya meningkat pada Perang makassar Dalam perang makassar Belanda menyadari ada keistimewaan pada pasukan makassar dari suku Mandar ini, dan tidak pernah dipandang remeh dari semua suku, tentu saja mereka dimasukkan dalam pasukan makassar yang paling berani, disebutkan tentang keistimewaan suku Mandar dalam perang makassar ini bahkan nampak bagi Belanda menonjol diantara pasukan lainnya disulawesi. Disebutkan bahwa pasukan Mandar adalah berani memiliki banyak bedil, tembakannya jitu ahli dalam mencari jejak dan ahli dalam menembakkan sumpit dimana mereka memiliki senjata yang berbisa. Dalam syair perang makassar Mandar adalah satu satunya pasukan yang menolak menyerahkan senjata p

Mandar Banyuwangi

Tulisan ini pertama saya lihat di grup kampung mandar Banyuwangi tapi sekarang sudah dihapus   Sejarah Kampung Mandar Di Bumi Blambangan (Banyuwangi) Datuk Puang Daeng "Kapitan Galak" Kampung Mandar adalah salah satu kampung tertua yang berada di Kabupaten Banyuwangi kota. Kampung yang terletak di pesisir Banyuwangi kota ini ,memiliki sejarah panjang yang tidak bisa dilepaskan dari era Kerajaan Blambangan dan era Kolonialisme. Saat itu Banyuwangi masih berada pada masa kerajaan Blambangan dan masuknya suku mandar sendiri diperkirakaan pada abad 16/17 atas permintaan Raja Blambangan pada masa itu ,Raja Tawang Alun II (sekitar tahun 1650an,saat Ibukota Blambangan di Macan Putih)  yang memang punya hubungan diplomatis yang baik dengan kerajaan-kerajaan di Sulawesi khususnya. Menurut tutur dari keturunan langsung orang pertama yang membuka dan menempati wilayah kala itu juga diperkuat dari tulisan lontara yang isinya menceritakan pada masa peperangan dahu