Langsung ke konten utama

Banua mamasa

     Mamasa dulunya adalah sebuah daerah setara desa atau kecamatan nanti berkembang diawal abad ke 20 saat Belanda berkuasa dimandar, saat ini Mamasa dijadikan nama kabupaten yang melingkupi seluruh daerah pitu ulunna salu kecuali matangnga.
   Berdasarkan buku sejarah perjuangan pembentukan Sulawesi Barat disebutkan bahwa Mamasa dahulu adalah daerah karua tipparittina uhai yang terdiri dari delapan kerajaan termasuk Mamasa, kedelapan daerah ini merupakan daerah kekuasaan pitu ulunna salu, disebutkan dalam buku itu bahwa pada saat kedatangan Belanda maka status Mamasa dinaikan sejajar bahkan melebihi pitu ulunna salu yang ditentang oleh masyarakat pitu ulunna salu, jika ini benar maka menurut saya pada abad ke 19 karua tipparittina uhai hanya satu yaitu delapan kerajaan yang berada dalam pengaruh pitu ulunna salu, karena sebelum berkuasanya Belanda dimandar allu bukan lagi karua tipparittina uhai karena telah bergabung kedalam balanipa. Mungkin situasinya seperti ini tiga kerajaan kakaruanna tipparittina uhai melebur allu ke balanipa sedangkan tu'biq dan taramanuq bergabung ke pitu ulunna salu, lalu dibentuklah karua tipparittina uhai yang terdiri atas delapan kerajaan dimana dua kerajaan merupakan bekas kakaruanna tipparittina uhai.

Tipparittiqna uhai adalah bagian dari negeri negeri Mandar yg tidak tergabung pitu uluna salu dan babana binanga, ada beberapa sejumlah versi tentang ini, namun baik pitu babana Binanga maupun ulu salu mengakui bahwa Mamasa berada dalam pengaruh kedua persekutuan itu yaitu pitu ulunna salu dan pitu babana Binanga dan Mamasa adalah bagian dari negeri negeri mandar yang besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kerajaan banggae

Diantara kerajaan kerajaan babana Binanga Banggae adalah yang paling kecil wilayah aslinya meliputi kecamatan Banggae dan Banggae timur saat ini yang totalnya sekitar 55 km persegi tapi meskipun demikian kerajaan Banggae sangat diperhitungkan. Nama lain Banggae adalah Majene itu sebutan orang luar untuk Banggae , kerajaan ini punya dua sisi lautan pertama dibagian selatan kedua disisi barat dan saat ini Banggae punya 3 pelabuhan, ditamo, pangaliali dan totoli. Sejumlah kesuksesan militer diperoleh mandar dengan keikut sertaan Banggae seperti perang mandar Bone jilid 1 , perluasan wilayah todiboseang, pada perang Makassar keterlibatan Banggae tidak disebutkan mungkin karna ada konflik Banggae Gowa tahun 1665 meskipun Banggae kerajaan kecil tapi tidak gentar melawan Gowa atau Bone apalagi Gowa saat itu kerajaan terkuat dinusantara timur. Jejak keberanian orang Banggae dapat dilihat pada masyarat pesisir teluk Majene termasuk pula rangas pamboborang dan sekitarnya  Saya dap

pemberani dari Sulawesi

Usai perang makassar menurut Belanda makassar adalah paling berani di Hindia Timur, akan tetapi banyak yang tidak menyadari bahwa pada masa itu terdapat pasukan Mandar diantara pasukan terbaik kerajaan makassar. Sejak masa imanyambungi sudah ada orang Mandar yang bertugas sebagai pasukan gowa dan jumlahnya meningkat pada Perang makassar Dalam perang makassar Belanda menyadari ada keistimewaan pada pasukan makassar dari suku Mandar ini, dan tidak pernah dipandang remeh dari semua suku, tentu saja mereka dimasukkan dalam pasukan makassar yang paling berani, disebutkan tentang keistimewaan suku Mandar dalam perang makassar ini bahkan nampak bagi Belanda menonjol diantara pasukan lainnya disulawesi. Disebutkan bahwa pasukan Mandar adalah berani memiliki banyak bedil, tembakannya jitu ahli dalam mencari jejak dan ahli dalam menembakkan sumpit dimana mereka memiliki senjata yang berbisa. Dalam syair perang makassar Mandar adalah satu satunya pasukan yang menolak menyerahkan senjata p

Mandar Banyuwangi

Tulisan ini pertama saya lihat di grup kampung mandar Banyuwangi tapi sekarang sudah dihapus   Sejarah Kampung Mandar Di Bumi Blambangan (Banyuwangi) Datuk Puang Daeng "Kapitan Galak" Kampung Mandar adalah salah satu kampung tertua yang berada di Kabupaten Banyuwangi kota. Kampung yang terletak di pesisir Banyuwangi kota ini ,memiliki sejarah panjang yang tidak bisa dilepaskan dari era Kerajaan Blambangan dan era Kolonialisme. Saat itu Banyuwangi masih berada pada masa kerajaan Blambangan dan masuknya suku mandar sendiri diperkirakaan pada abad 16/17 atas permintaan Raja Blambangan pada masa itu ,Raja Tawang Alun II (sekitar tahun 1650an,saat Ibukota Blambangan di Macan Putih)  yang memang punya hubungan diplomatis yang baik dengan kerajaan-kerajaan di Sulawesi khususnya. Menurut tutur dari keturunan langsung orang pertama yang membuka dan menempati wilayah kala itu juga diperkuat dari tulisan lontara yang isinya menceritakan pada masa peperangan dahu