Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Campalagian asli

     Sebagian penulis mengira bahwa seluruh penduduk campalagian bisa berbahasa campalagian dan karena itu mereka bukan Mandar asli, namun ini keliru.         Pada awalnya yang disebut to campalagian adalah orang tomadio yang bahasanya kone koneqe kita digunung menyebutnya tomadio karena mereka pendatang tapi tentu saja sudah lama sekali, kalau kita yang digunung mau kepasar kita bilang mau kecampalagian atau ke tomadio, saat ini yang disebut kampung tomadio adalah suatu tempat yang berada di desa bonde kecamatan campalagian.     Dahulu kecamatan campalagian dizaman kerajaan terdiri dari empat negeri, ini setelah kedatangan pendatang campalagian, empat negeri itu adalah arajang titie wilayahnya dari suruang kepantai hingga laliko, tomadio daerah sebelah timur laliko, pappuangang padang sebelah timur suruang dan pappuangang tenggelang sebelah timur pappuangang padang      Orang tomadio tidak memiliki pemimpin gelar maradia sehingga yang dimaksud maradia tomadio adalah maradia Mand

Perahu layar cepat

Perahu sandeq ini keluar dari arena pertandingan, entah apa alasannya, saya melihat beberapa sandeq melaju dengan lambat walaupun itu kecepatan lumayan namun itu mengherankan ku karena anginnya kencang.     Saat saya melihat keatas saya melihat bendera dan umbul umbul berkibar, ternyata angin bertiup dari arah depan, pantas perahu bergerak lambat walaupun begitu sandeq masih dapat maju dengan cara gerak memotong diagonal istilah mandarnya makkarakayi (zig zag seperti gergaji)       Dalam pada itu saya melihat satu perahu sandeq keluar dari rombongan dia belok ketika itu kecepatannya luar biasa dia bergerak dengan kecepatan lebih dari 20 meter per detik(saya bahkan mengira itu 25 meter per detik) itu baru angin samping dia sangat cepat seperti mobil yang dibalap dia berbelok hanya beberapa meter dari rintangan lalu belok lagi kemudian mendarat dengan sisi perahu yang tadinya mengarah lurus kedaratan, sebaiknya orang Eropa jujur saja, sandeq adalah perahu layar tercepat didunia.

Perahu Sandeq

        Sandeq adalah perahu asli Mandar yang dibuat sudah cukup lama, ada yang menyebut sejak tahun 1930an.     Sandeq adalah perahu dengan layar segitiga dibelakang tiang, merupakan perahu bercadik dengan bentuk lambung ramping, sebelum ada sandeq ada perahu Mandar yang bernama pakur, katanya bapak saya bahwa pakur mirip sandeq bedanya pakur berlayar segi empat(didepan tiang layar) kemudian pakur bodinya gemuk, persamaannya adalah sama sama punya paccong, bagian perahu Mandar dihaluan dan buritan yang tegak, jadi saya menyimpulkan pakur adalah cikal bakal sandeq.      Di kampungku digonda dibuat perahu sandeq yang besar, lebar bodi hampir satu meter, bapak saya tidak menafikan kemungkinan sandeq 1 meter lebar bodinya, sandeq digonda bisa mencapai 10 meter panjang bodinya, dari dasar ke dinding paling atas dapat melebihi satu meter dan menurutnya juga sandeq bisa mengangkut hingga tiga ton. Pakur dapat selebar kurang lebih satu meter.     Saya juga menanyakan perahu Bag

Mengenal badik

       Mengenal badik        Badik adalah senjata khas masyarakat Sulawesi Selatan dan barat, umumnya dijumpai pada suku Bugis, makassar dan Mandar, badik adalah semacam senjata jenis pisau yang digunakan untuk menikam juga menyabet.     Badik memiliki keunggulan yaitu dari daya tikamnya ini disebabkan oleh bentuk badik itu sendiri baik bilah maupun gagangnya, bentuk bilah badik yaitu meruncing diujung, tajam salah satu sisinya kadang kadang agak lebar tapi keujung harus tajam, bagian ujung badik bisa agak melebar namun diakhirnya harus runcing dan bagian lebar diujung itu janganlah terlalu lebar karena badik adalah senjata tikam yang bisa juga untuk menyabet, punggung badik lurus atau sedikit bungkuk, pada gagangnya ada patahan sehingga mencegah tangan terselip ketika ditikamkan, derajat patahan ada yang sampai 90 derajat, ada 45, ada yang cuma 30 derajat, badik yang patahannya 90 derajat akan membentuk sudut siku siku pada gagangnya.        Ujung badik bagian akhir ada yang bag