Bissu dikalangan Bugis, makassar dan toraja
Ada dua macam Bissu dikalangan suku Bugis yaitu Bissu laki laki yang bertingkah seperti perempuan dan Bissu perempuan yang bersikap selayaknya wanita, dalam sejarah makassar wanita menikah bahkan punya nama bissu, di Bugis Bissu wanita dinamai core core sedangkan di toraja dinamai burake tattiku tidak ada bukti yang cukup kuat bahwa Bissu wanita diselatan harus meniru lawan jenisnya bahkan Bissu wanita diselatan adalah wanita tulen.
Bissu wanita ada juga di Mamasa tapi disana disebut sando seperti di Bugis mereka juga wanita tulen.
Saat ini saat orang menyebut Bissu maka yang dimaksud adalah Bissu laki laki bertingkah perempuan atau transjender yang identik dengan suku Bugis tapi tahukah anda dimasa lalu baik makassar maupun toraja memiliki Bissu laki laki banci berpakaian perempuan. Di toraja dinamakan burake tambolang sebagian penulis Eropa menyebut burake tambolang adalah pria homoseksual, penulis penulis Portugis dimasa lalu juga menyebut bahwa Bissu Bugis adalah laki laki bertingkah perempuan dan memiliki pasangan lelaki, sedangkan Bissu dimakassar disebut dengan alekaya pria banci yang duduk disebelah Karaeng dan ikut andil dalam urusan kerajaan setelah menerima islam kerajaan gowa menghapuskan Bissu diwilayah mereka.
Menurut orang toraja pada masa lalu pada masa tangdilino berkuasa ajaran aluk yang dianut tangdilino disebarkan, ke timur yaitu Luwu disebarkan oleh burake tambolang dan kebarat yaitu pitu ulunna salu disebarkan oleh burake tattiku bersama pongkapadang perlu diketahui sebelum kedatangan pongkapadang di Mandar sudah ada kebudayaan disana hanya saja keturunan pongkapadang berkembang menjadi raja raja di Mandar entah itu dari jalur bapak atau jalur ibu, sementara burake tambolang adalah laki laki bertingkah perempuan maka burake tattiku adalah wanita tulen karena tidak ada bukti kuat burake tattiku meniru lawan jenisnya terutama di Mamasa.
Tidak ditemukan budaya Bissu dikalangan orang orang yang berbahasa Mandar baik itu balanipa, banggae, sendana dan pamboang bahkan malunda sekalipun, saya menyimpulkan bahwa Bissu baru berkembang dimasa tangdilino dan sebelum itu suku suku diselatan tidak mengenal Bissu contoh hidupnya adalah dikalangan suku Mandar tidak mengenal budaya Bissu.
Ada dua macam Bissu dikalangan suku Bugis yaitu Bissu laki laki yang bertingkah seperti perempuan dan Bissu perempuan yang bersikap selayaknya wanita, dalam sejarah makassar wanita menikah bahkan punya nama bissu, di Bugis Bissu wanita dinamai core core sedangkan di toraja dinamai burake tattiku tidak ada bukti yang cukup kuat bahwa Bissu wanita diselatan harus meniru lawan jenisnya bahkan Bissu wanita diselatan adalah wanita tulen.
Bissu wanita ada juga di Mamasa tapi disana disebut sando seperti di Bugis mereka juga wanita tulen.
Saat ini saat orang menyebut Bissu maka yang dimaksud adalah Bissu laki laki bertingkah perempuan atau transjender yang identik dengan suku Bugis tapi tahukah anda dimasa lalu baik makassar maupun toraja memiliki Bissu laki laki banci berpakaian perempuan. Di toraja dinamakan burake tambolang sebagian penulis Eropa menyebut burake tambolang adalah pria homoseksual, penulis penulis Portugis dimasa lalu juga menyebut bahwa Bissu Bugis adalah laki laki bertingkah perempuan dan memiliki pasangan lelaki, sedangkan Bissu dimakassar disebut dengan alekaya pria banci yang duduk disebelah Karaeng dan ikut andil dalam urusan kerajaan setelah menerima islam kerajaan gowa menghapuskan Bissu diwilayah mereka.
Menurut orang toraja pada masa lalu pada masa tangdilino berkuasa ajaran aluk yang dianut tangdilino disebarkan, ke timur yaitu Luwu disebarkan oleh burake tambolang dan kebarat yaitu pitu ulunna salu disebarkan oleh burake tattiku bersama pongkapadang perlu diketahui sebelum kedatangan pongkapadang di Mandar sudah ada kebudayaan disana hanya saja keturunan pongkapadang berkembang menjadi raja raja di Mandar entah itu dari jalur bapak atau jalur ibu, sementara burake tambolang adalah laki laki bertingkah perempuan maka burake tattiku adalah wanita tulen karena tidak ada bukti kuat burake tattiku meniru lawan jenisnya terutama di Mamasa.
Tidak ditemukan budaya Bissu dikalangan orang orang yang berbahasa Mandar baik itu balanipa, banggae, sendana dan pamboang bahkan malunda sekalipun, saya menyimpulkan bahwa Bissu baru berkembang dimasa tangdilino dan sebelum itu suku suku diselatan tidak mengenal Bissu contoh hidupnya adalah dikalangan suku Mandar tidak mengenal budaya Bissu.
Komentar
Posting Komentar