Langsung ke konten utama

Keterlibatan mandar dalam perang makassar



Tulisan Belanda mengenai kejadian perang Makassar menunjukkan sepak terjang pasukan mandar dalam perang Makassar gambaran gambaran kejadian tersebut bahkan menunjukkan keberanian orang orang mandar menonjol diantara lainnya.

Tidak pernah ada yang menyebut mandar pengecut dalam perang Makassar bahkan digambarkan oleh bangsa Eropa pasukan mandar diantara pasukan paling menakutkan dalam pasukan Makassar.

Meskipun ada penulis Belanda yang mengatakan bahwa Makassar adalah yang paling berani dihindia namun dia bukanlah peserta perang Makassar bahkan kejadian perang Makassar dalam catatan Belanda menunjukkan keberanian mandar mengungguli lainnya dan patut dicatat pula antara tahun 1660-1667 orang mandar adalah bagian dari pasukan kerajaan Makassar.

Keterlibatan mandar dalam perang Makassar dapat dilihat catatan Cornelis speelman, tulisan andaya, syair perang Makassar dan lontar mandar kesemuanya menunjukkan keunggulan pasukan mandar dari lainnya.

Dalam syair perang Makassar saat armada besar Gowa menyerah dikepulauan Buton mandar adalah satu satunya yang menolak menyerahkan senjata dan berkata raja mandar jika mereka mencoba kita sudah siap, saat itu ada 800 orang mandar disana sedangkan koalisi Bone berkekuatan sekitar 1 divisi atau lebih.

Raja mandar kemudian meloloskan diri dengan dua kapal dan sejumlah pasukan, pasukan mandar yang tersisa direkrut oleh arupalaka dan Belanda sebagai pasukan sedangkan pasukan Makassar dan lainnya ditinggalkan begitu saja di pulau tanpa makanan namun Karaeng Bontomarannu, raja Luwu dan Bima juga berhasil meloloskan diri sejak direkrutnya orang mandar arupalaka selalu sukses pada perang di selatan.

Pada pertempuran galesong kontingen Balanipa yg pertama tiba disusul Pamboang Sendana tappalang dan Mamuju pasukan Balanipa bersama rajanya seluruhnya tewas sedangkan pasukan mandar yg terlambat hanya mendapati gelimpangan mayat saudara saudara mereka Gowa pun menarik pasukan dari galesong dan pasukan mandar lainnya melanjutkan perang ditempat lainnya.

Tahun 1669 pasukan mandar mendarat didaerah yg sekarang pare pare berkekuatan 1000 orang ini menurut andaya mandar disebut nekat pada saat itu.

Sesungguhnya dizaman modern ini masih sering kita dapati seorang mandar bertarung sendirian melawan banyak bahkan ada satu kampung.
Berikut kutipan syair perang mengkasar,

( 108) Keraéng Bonto Maranu 'akalnja lebih
melihat ra 'jat sekalian letih
zamzam durdjanja sebagai léléh
lalu mendirikan tunggul putih.
(109) Welanda melihat tunggul putih
si Tunderu' dan Amiral hatinja pulih
sekali ini kita peroléh
Mengkasar dan Mandar sudah letih

(108) Karaéng Bonto Marannu proved himself a wise leader.
Seeing that his forces were exhausted,
with his face streaming with tears,
he ordered the white flag to be hoisted.
(109) When the Dutch saw the white flag hoisted
Palakka and the Admiral felt greatly relieved.
"This time the victory is ours;
the Macassarese and Mandarese are worn out."

( 113) Mara'dia itu tiada menurut kata
masuk menutup pintu kota
Bugis kutuk Welanda jang dusta
patutlah lawan kepada kita.

(113) The Mara'dia of Mandar refused to do as Karaéng Bonto
Marannu ordered
and went back, closing the entrance to the stockade.
"Those damned Bugis, those lying Dutchmen,
we must, of course, resist them."


(116) Setelah habis sekalian sendjata
Mandar ta' mau menurut kata
mana kehendaknja Welanda jang dusta
barang hukumnja adalah kita.

(117) Keraéng Bonto Maranu sangat bertjinta
turunlah ia membawa sendjata
kepada Amiral ia berkata
Mandar itu diatas béta.

( 116) When all the weapons had been collected
the Mandar leader still refused to obey orders:
"Never mind those lying Dutchmen;
if they want to do anything about it, we're ready for them."
( 117) Kara'éng Bonto Marannu was greatly disturbed
and retumed to the ship with the weapons;
to the Admiral he said:
"Leave the Mandarese to me."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kerajaan banggae

Diantara kerajaan kerajaan babana Binanga Banggae adalah yang paling kecil wilayah aslinya meliputi kecamatan Banggae dan Banggae timur saat ini yang totalnya sekitar 55 km persegi tapi meskipun demikian kerajaan Banggae sangat diperhitungkan. Nama lain Banggae adalah Majene itu sebutan orang luar untuk Banggae , kerajaan ini punya dua sisi lautan pertama dibagian selatan kedua disisi barat dan saat ini Banggae punya 3 pelabuhan, ditamo, pangaliali dan totoli. Sejumlah kesuksesan militer diperoleh mandar dengan keikut sertaan Banggae seperti perang mandar Bone jilid 1 , perluasan wilayah todiboseang, pada perang Makassar keterlibatan Banggae tidak disebutkan mungkin karna ada konflik Banggae Gowa tahun 1665 meskipun Banggae kerajaan kecil tapi tidak gentar melawan Gowa atau Bone apalagi Gowa saat itu kerajaan terkuat dinusantara timur. Jejak keberanian orang Banggae dapat dilihat pada masyarat pesisir teluk Majene termasuk pula rangas pamboborang dan sekitarnya  Saya dap

pemberani dari Sulawesi

Usai perang makassar menurut Belanda makassar adalah paling berani di Hindia Timur, akan tetapi banyak yang tidak menyadari bahwa pada masa itu terdapat pasukan Mandar diantara pasukan terbaik kerajaan makassar. Sejak masa imanyambungi sudah ada orang Mandar yang bertugas sebagai pasukan gowa dan jumlahnya meningkat pada Perang makassar Dalam perang makassar Belanda menyadari ada keistimewaan pada pasukan makassar dari suku Mandar ini, dan tidak pernah dipandang remeh dari semua suku, tentu saja mereka dimasukkan dalam pasukan makassar yang paling berani, disebutkan tentang keistimewaan suku Mandar dalam perang makassar ini bahkan nampak bagi Belanda menonjol diantara pasukan lainnya disulawesi. Disebutkan bahwa pasukan Mandar adalah berani memiliki banyak bedil, tembakannya jitu ahli dalam mencari jejak dan ahli dalam menembakkan sumpit dimana mereka memiliki senjata yang berbisa. Dalam syair perang makassar Mandar adalah satu satunya pasukan yang menolak menyerahkan senjata p

Mandar Banyuwangi

Tulisan ini pertama saya lihat di grup kampung mandar Banyuwangi tapi sekarang sudah dihapus   Sejarah Kampung Mandar Di Bumi Blambangan (Banyuwangi) Datuk Puang Daeng "Kapitan Galak" Kampung Mandar adalah salah satu kampung tertua yang berada di Kabupaten Banyuwangi kota. Kampung yang terletak di pesisir Banyuwangi kota ini ,memiliki sejarah panjang yang tidak bisa dilepaskan dari era Kerajaan Blambangan dan era Kolonialisme. Saat itu Banyuwangi masih berada pada masa kerajaan Blambangan dan masuknya suku mandar sendiri diperkirakaan pada abad 16/17 atas permintaan Raja Blambangan pada masa itu ,Raja Tawang Alun II (sekitar tahun 1650an,saat Ibukota Blambangan di Macan Putih)  yang memang punya hubungan diplomatis yang baik dengan kerajaan-kerajaan di Sulawesi khususnya. Menurut tutur dari keturunan langsung orang pertama yang membuka dan menempati wilayah kala itu juga diperkuat dari tulisan lontara yang isinya menceritakan pada masa peperangan dahu