Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Busur dan panah sulawesi

sebelum abad 20 busur dan panah telah dikenal di Sulawesi Dari sebuah tulisan berjudul Benteng Art Deco Peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo Disebutkan ...Masuk lebih ke dalam, pengunjung akan menjumpai bangunan-bangunan  art deco  yang kental dengan nuansa negeri kincir angin Belanda – dengan bangunan berpintu tinggi menjuntai dilengkapi banyak jendela. Bangunan-bangunan tersebut kini difungsikan sebagai museum yang menyimpan berbagai peninggalan kuno dari Sulawesi Selatan. Salah satu bangunan tersebut kini dijadikan sebagai Museum I Lagaligo.  I Lagaligo  merupakan karya sastra terpanjang yang pernah ada di dunia. Karya ini bercerita tentang seorang Dewa utusan Tuhan yang diturunkan di tengah masyarakat Sulawesi. Karena dianggap suci, naskah  I Lagaligo  dijaga dan dipelihara dengan baik di museum ini. Di bagian yang lain, terdapat museum yang menyimpan berbagai senjata tradisional yang pernah digunakan oleh berbagai kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan. Koleksi

Perebutan kekuasaan abad 17

Perebutan Supremasi Kekuasaan di Indonesia Timur Dalam Abad XVII Dengan bermunculnya kapal-kapal bangsa Eropah di perairan Nusantara dalam permulaan abad XVII, terutama di bahagian timur Indonesia, yang secara langsung berlayar ke tempat-tempat penghasilan rempah-rempah, maka mau tak mau akan terjadi persaingan diantara mereka itu sendiri. Selain dari itu Kerajaan Gowa memperluas daerahnya dan memperbesar armada niaganya, sehingga disamping orang-orang Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris, orang-orang Makassar juga punya andil besar dalam masalah pelayaran ke pulau-pulau penghasil rempah-rempah itu. Oleh Kompeni Belanda menjadi jelas, bahwa orang-orang Makassar merupakan saingan yang berat baginya. Terlebih-lebih sesudah orang-orang Belanda selesai mengadakan perhitungan dengan orang-orang Spanyol, Portugis, dan Inggris di Maluku, ternyata pelabuhan makassar selalu terbuka bagi bangsa-bangsa ini untuk datang berdagang dan membeli rempah-rempah lebih murah di Makassar dari

Pulau panggang

Sebagian besar masyarakat yang bermukim di pulau ini meyakini adanya cerita seorang ksatria yang lebih dikenal dengan sebutan, Pendekar Darah Putih. Kala itu, sang ksatria sempat terdampar di pulau tersebut yang saat ini bernama Pulau Panggang. Masyarakat setempat meyakini terdapat dua versi mengenai Riwayat Pendekar Darah Putih. Cerita pertama, konon pendekar tersebut terdampar di Pulau Paniki yang letaknya tak jauh dari Pulau Panggang. Kala itu, warga setempat yang tengah mencari ikan menemukan sang pendekar tergeletak dengan kondisi tak sadarkan diri di pantai Pulau Paniki. Sedangkan versi kedua menyebutkan, Pendekar Darah Putih berasal dari daerah Mandar, Sulawesi. Sedangkan kedatangannya di Pulau Panggang kala itu untuk mencari kerabatnya. "Warga sendiri menggambarkan kalau Pendekar Darah Putih adalah sosok lelaki gagah berani yang memiliki ilmu beladiri tinggi. Hal itu diketahui, setelah Pendekar Darah Putih bersama warga berhasil mengusir dan mena

Mandar tak pernah menyerah pada belanda

Federasi mandar pada tahun 1906 Setelah arupalaka dan Cornelis speelman mengalahkan Gowa dan sekutunya dibenteng somba Opu tahun 1669 Arupalaka menerima ide Belanda untuk menyerang mandar tahun itu juga akan tetapi serangan pertama itu gagal total Belanda menyebut penyerangan itu kurang sukses tapi dilapangan itu gagal total kabur dari pasukan mandar Balanipa dan banggae. Arupalaka kemudian menyerang Wajo tahun berikutnya setelah sukses kali ini mereka menyerang mandar tahun 1671 saat ini arupalaka membawa pasukan makassar bersama pasukan Bugis namun tidak berhasil tapi kali ini mereka tidak kabur dalam kegagalan mereka kembali lagi tahun 1673 berbagai bangsawan Sulawesi Selatan bersumpah memerangi mandar tapi gagal.

Karaeng jawaya

Amir Uddin blogger TERVERIFIKASI Belajar dan Belajar Adalah Kunci Sukses. FOLLOW Sejarah Arung Keke (Jeneponto Sulsel)         19 Agustus 2010   11:27 | Diperbarui: 26 Juni 2015   13:53 Istilah Turatea meliputi Jeneponto dan Takalar sebab Takalar adalah pecahan dari Jeneponto. Di Jeneponto yang kata asalnya berarti air gelang, dimasa lalu ada 4 kerajaan yg ada di Jeneponto, yaitu Binamu, Arungkeke, Kelara dan kerajaan Tarowang. Hanya saja yg paling unik dari 4 kerajaan ini ialah kerajaan Tarowang sebab walaupun pada awalnya ikut pada Gowa kemudian Bone pada akhirnya dia menjadi otonomi dan menjadi kerajaan kecil yg berdiri sendiri. [caption id="attachment_238533" align="alignleft" width="300" caption="Makam Salah Seorang Raja Jeneponto, Daeng Labbu (Dokumen Pribadi)"][/caption] Masyarakat Tarowang percaya bahwa ketika Sriwijaya/Majapahit? yg pasti orang Tarowang mengenalnya sebagai Karaeng Jawa (masih terjadi perdebatan) mengu