Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Mandar abad 16

Diantara poin perjanjian tammejarra  II museum mandar Isi perjanjian luyo sekitar tahun 1600 Taqlemi manurunna peneneang (Jelaslah garis keturunan) Upasambulo-bulo ana appona di Pitu Ulunna Salu, Pitu Babana Binanga (Aku satukan anak cucu di Pitu Ulunna Salu, Pitu Babana Binanga) Nasaqbi Dewata diaya, Dewata diong, Dewata di kanang, Dewata di kaeri (Disaksikan penguasa di langit, penguasa di bumi, penguasa di utara, penguasa di selatan) Dewata di olo, Dewata di woe, menjarimi passemandarang (Penguasa di timur, penguasa di barat, jadilah Mandar bersatu) Tandisapa tandiatonang, maallonang mesa (Tak berjarak tak berbatas, sebantal bersama) Mellate samballa, siluangang sambu-sambu, sirondong langi-langi (Dalam selembar tikar, saling memakaikan kain, menggelar tudung bersama) Tassipande pioqdong, tassiparundu pelango (Bersaji nasi lunak, tanpa minuman pahit) Tassipelei di panraq, tassipelei di apiangang (Susah senang dipikul

Keterlibatan mandar dalam perang makassar

Tulisan Belanda mengenai kejadian perang Makassar menunjukkan sepak terjang pasukan mandar dalam perang Makassar gambaran gambaran kejadian tersebut bahkan menunjukkan keberanian orang orang mandar menonjol diantara lainnya. Tidak pernah ada yang menyebut mandar pengecut dalam perang Makassar bahkan digambarkan oleh bangsa Eropa pasukan mandar diantara pasukan paling menakutkan dalam pasukan Makassar. Meskipun ada penulis Belanda yang mengatakan bahwa Makassar adalah yang paling berani dihindia namun dia bukanlah peserta perang Makassar bahkan kejadian perang Makassar dalam catatan Belanda menunjukkan keberanian mandar mengungguli lainnya dan patut dicatat pula antara tahun 1660-1667 orang mandar adalah bagian dari pasukan kerajaan Makassar. Keterlibatan mandar dalam perang Makassar dapat dilihat catatan Cornelis speelman, tulisan andaya, syair perang Makassar dan lontar mandar kesemuanya menunjukkan keunggulan pasukan mandar dari lainnya. Dalam syair perang Makassar saat a

Armada nusantara

dikutip dari Sejarahwan Belanda: Indonesia Pemilik Armada Laut Pertama di Dunia November 27, 2016 00 Home ,  Megapolitan Jakarta ,  inspiras1nusantara , Sejarah panjang bangsa tak lepas dari kejayaan armada maritim yang pernah kita miliki. Bahkan sejarahwan asal Belanda mengakui bahwa armada laut kita adalah barisan kemaritiman dunia yang pertama, di wilayah manapun tak ada yang memiliki armada sebesar yang pernah dimiliki bangsa ini. Hourst H. Liebner sejarahwan maritim dan antropolog asal Belanda mengatakan, jejak dan peninggalan masa lalu menunjukan bangsa ini memanfaatkan laut sebagai jalur transportasi dari satu pulau ke pulau lain. Bahkan melakukan perdagangan dengan bangsa lain. Menurutnya, sejarah bangsa ini tak lepas dari peran kerajaan besar yang pernah Berjaya di nusantara, bahkan sampai ke luar wilayah Indonesia. kerajaan ini selalu memiliki kekuatan tempur handal dalam bentuk kapal tangguh dan berkarakter sebagai sebuah bangsa maritim. Kerajaan maritim

Armada gowa

Dikutip dari my notes Oleh mahaji noesa Menurut Prof Dr Zainal Abidin Farid, pakar budaya Sulsel, selain jenis phinisi, Kerajaan Gowa memiliki ribuan perahu jenis Galle yang mempunyai desain cantik menawan, dikagumi pelaut-pelaut Eropa. Konstruksi perahu galle bertingkat. Panjangnya ada yang mencapai 40 meter dengan lebar sampai 6 meter. Dalam Lontara Bilang Gowa- Tallo kepunyaan Andi Makkaraka Ranreng Bettempola (alm), perahu galle disebut sebagai perahu tumpangan raja dan pembesar-pembesar kerajaan. Selain memiliki tiang layar yang besar , setiap galle dilengkapi pendayung 200 sampai 400 orang. Galle-galle tersebut masing-masing diberi nama secara khusus. Seperti I Galle Dondona Ralle Campaga, panjang 25 depa (kl.35 m). I Galle Inyannyik Sangguk dan I Galle Mangking Naiya, masing-masing memiliki panjang 15 depa (kl.27 m). I Galle Kalabiu, I Galle Galelangan, I Galle Barang Mamase, I Galle Siga, dan I Galle Uwanngang, masing-masing memiliki panjang 13 depa (23 m). Bet

Nama buah bahasa mandar

Jambu_ Joleng Nenas_ Pandeng Mangga_ Tomaissang, kacci Jembolan_ Soppeng Kelapa_ Anjoro Nangka_ Kuqmil Durian_ Durian Rambutan_ Rambutang Langsat_ Lasseq Jeruk_ Lemo Pisang_ Loka Semangka_ Bandikeq Tomat_ Talagae Enau_ Manyang Belimbing_ Buriang Pepaya_ Kates, lokabaya Selain itu ada juga buah buahan Lokal yg tdk diketahui bahasa indonesianya seperti Pepalang, pepalang mirip buah manggis cuma warna kulit buah kuning Langsat.

Jung Nusantara

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. (QS. Asy-Syura: 32) Referensi:  https://www.dusturuna.com/quran/42-32/ Dari Indonesia.go.id Jong, Sang Gargantua dari Laut Jawa 13 December 2019, 04:40 WIB Wujud sangat besar bagaikan "gargantua" adalah kata yang mungkin paling pas untuk menggambarkan sebuah kapal raksasa yang pernah menjadi penguasa pelayaran samudera sejak awal penanggalan Masehi. Ilustrasi perahu VOC. Foto: Int/Ilustrasi Gargantua adalah kata yang digubah Francois Rabelais, penulis Prancis abad 16, untuk menggambarkan raksasa yang sangat besar dan rakus. Kamus Merriam-Webster menyebutkan, gargantua berasal dari bahasa Portugis yang merupakan serapan dari bahasa Berber di Afrika Utara. Bahasa Melayu menyerapnya menjadi "gergasi" yang mudahnya diterjemahkan sebagai "raksasa pemakan orang". Mitologi Eropa menyerapnya menjadi "ogre" yang artinya tida

Layar kuno asia

Salah satu jenis kapal Jung layarnya dibelakang tiang mirip tipe sekunar ( layar pinisi termasuk layar sekunar) namun Jung adalah perahu kuno walaupun mirip tapi ada bedanya, dasar dasar model layar sudah digunakan di Asia sejak jaman kuno. Foto perbandingan sekunar dan Jung.               Perahu jung Perahu sekunar

Kata bantu bahasa mandar

Kecuali.      Sangadinna Hingga.       Annaq Dengan.      Annaq, siola Sampai,.     Lambiq Hingga Dan             annaq Demikian.  Teppatettopa Pula Dapat.         Mala Atau.           Atau(mungkin serapan) Tapi.            Tapiq

Anggota tubuh bahasa mandar

kepala.  Ulu Leher.    Baro Tangan.  Lima Kaki.       Lette Lengan.  Bobo Jari.         Gareme Rambut.  Beluaq Mata.       Mata Mulut.     Nganga Hidung.   Purung Alis.          Anning Rambut.  Bulu Badan Lidah.       Lila Badan.      Batang Betis.         Battis Paha.         Upa Dada.         Dzadza Pipi.           Pilis Siku.          Si ung Kumis.       Sumiq Telinga.     Talinga Lutut.         Uttiq Tulang.      Kanunus Kering Tumit.       Kambotiq Mata.         Bulali Kaki Kuku.         Kanuku Gigi.            Ringe Gigi seri.    Ringe picawa Geraham.  Bagang Taring.        Tora Tenggo-.     Ngarroq rokan Bibir.          Lawe Lever.         Ate Uluhati.      Baqbabua Pantat.        Taraq, buiq(buntut) Tetek.          Susu Ibu jari.       Indo lima Punggung.  Pondok Tengkuk.     Tondong Kulit.            Uliq Telapak-.     Pale lima Tangan Jejak kaki.   Bate letteq Dahi.            Lindo Tulang.        Buku Jenggot.        Janggoq

Binanga Karaeng bantahan bahwa Suppa menguasai mandar

asal usul Binanga Karaeng Binanga Karaeng adalah sebuah sungai didaerah Pinrang dahulu sungai ini merupakan batas daerah mandar dan Ajatappareng kemungkinan batas ini berubah pada perang Mandar Bone abad ke 17 tapi jauh sebelum itu ada sebuah kejadian diawal abad ke 17 yang juga disebutkan oleh Saiful Sinrang dalam bukunya mengenal mandar sekilas lintas Pada suatu masa sekitar tahun 1630 Pitu babana Binanga berkumpul untuk melakukan perluasan wilayah target pertamanya adalah Ajatappareng sejumlah kampung direbut kemudian kerajaan batullappa mengirim utusan ke Gowa bahwa mandar Ajatappareng diambang perang (besar) kemudian Gowa lalu hadir ke Ajatappareng untuk mendamaikan maka diputuskan bahwa daerah yang telah direbut mandar dibelakang sungai tetap milik orang mandar dan daerah seberang milik Ajatappareng dan sungai yang jadi batas milik Gowa sehingga dinamakan Binanga karaeng. Setelah itu mandar mengalihkan pasukannya keutara mengenai Ajatappareng ini ada yang menulis bahwa

Mamuju

MAMUJU DALAM CATATAN DALTON Tahun 1827-1828. by Arman Husain on Thursday, May 16, 2019 in Sejarah Mamuju adalah sebuah perkampungan besar diwilayah pesisir barat Sulawesi yang bertopografi dataran tinggi dan rendah. Wilayah sepanjang utara bagian barat sampai selatan adalah deretan pegunungan dan perbukitan dengan hutan dan tumbuh berbagai jenis tanaman subur. Disepanjang pesisir pantai dan daratannya tumbuh dengan subur kelapa yang menjadi komoditas perdagangan penduduk yang paling utama selain sagu. Sagu adalah makanan pokok penduduk Mamuju kala itu. Mamuju saat itu yang jumlah penduduknya hanya berkisar 2500 orang kepala keluarga, pada malam hari terlihat cahaya terang dari rumah- rumah penduduk diatas perbukitan dan dekat pantai, mereka membakar kayu atau api unggun sebagai penerangan. Terlihat perikehidupan penduduk Mamuju ini sangat mirip dengan beberapa suku bangsa yang ada di Nusantara mereka hanya mengandalkan sumber makanan dari bercocok tanam dan melaut. Terlihat kala it

Nama nama senjata bahasa mandar

Badik.            Jambia Pedang.         Kowiq lakka, paqdang Keris.             Gayang Golok.            Kowiq kaiyang Pisau.             Kowiq Kelewang.     Kondowulo Tombak.        Doe Tombak.        Doe pakka Bercabang.  Tombak su-   bandang,banrang,  rai                  Bandangang/r Lembing.       Kanjai Sumpit.          Burasang, suppiq Anak sumpit tirarung Senapan.        Ewangang, sinapang Perisai.            Utte Baju besi.       Bayu ratte

Anggota keluarga bahasa mandar

Ayah.       Kamaq Ibu.          Kindoq Anak.       Anaq Cucu.        Appo Saudara.  Luluareq Paman.     Puaq Bibi.          Ammaq, kindoq Kakek.      Kanneq Nenek.      Kanneq Sepupu.    Boyang pissang Sekali.    Keluarga.  Sanganaq Turunan.  Bija

Asal nama campalagian

Dikutip dari situs nukhatulistiwa dari artikel berjudul sejarah mesjid raya Campalagian (4) . Oleh: Dr Wajidi Sayadi, M.Ag Ada yang bertanya, bagaimana sejarah adal usul penamaan Campalagian? Mengapa dinamakan Masjid Raya? Dua hal ini akan dijelaskan sebelum mengisakan rincian sejarah Masjid Raya Campalagian secara fisiknya. Nama Campalagian adalah bukti sejarah hubungan antara Campalagian atau Mandar dengan Kerajaan Bone di Sulawesi Selatan. CAMPALAGIAN berasal dari nama CEMPALAGI tempat Arung Palakka Raja Bone ke 15 (tahun 1667-1696 M) mengangkat sumpah di atas bukit CEMPALAGI akan membebaskan rakyatnya dari segala penindasan. CEMPALAGI terletak di pesisir Teluk Bone, tepatnya di Desa Mallari Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Nama CEMPALAGI berasal dari kata CEMPA dan LAGI. CEMPA artinya asam, dan LAGI artinya masih mau. Dengan demikian, CEMPALAGI artinya pohon asam dan buahnya dapat dimakan walaupun terasa kecut tetapi selalu membuat ngiler menimbu